Menantu Dewa Obat

Chapter 114



Chapter 114

Bab 114

Setelah keluar dari kantor, Hiro segera berjalan ke samping Alina: “Ma, kita baru berbisnis saja sudah mendapatkan untung yang banyak.”

“Sepertinya prospek perusahaan kita tidak akan terbatas nantinya!”

“Aku juga berpikir untuk membelikanmu mobil.”

“Nantinya kau tidak perlu lagi naik taxi kalau mau membicarakan bisnis. Tidak enak dilihat juga kan?” Content is property of NôvelDrama.Org.

“Wanita – wanita dari kalangan atas itu mana ada yang keluar jika tidak dengan mobil mewah?”

Mendengar ucapan ini membuat mata Alina berbinar.

Dia sejak dulu selalu mengimpikan memiliki kehidupan layaknya istri orang kaya. Dan membeli mobil mewah ini adalah standar yang paling fundamental!

“Usulanmu ini sangat bagus. Nanti coba kau bantu carikan mobil mewah yang cocok untukku. Lalu aku akan meminta Hana untuk memberikan uangnya kepadamu!

Hiro sengaja mengusulkan Alina untuk membeli mobil mewah karena tujuan utamanya sebenarnya adalah untuk dirinya sendiri.

Alina tidak tahu cara mengemudikan mobil. Jadi ketika dia membeli mobil ini, pasti Hiro yang akan mengemudikannya.

Nantinya kalau Alina mau keluar, dia akan menjadi sopir untuknya.

Dan untuk waktu lainnya sebagian besar pasti Hiro yang akan menggunakannya sendiri.

Hiro membahas hal ini dengan Hana dan mereka kemudian memutuskan memilih Porsche Panamera seharga hampir tiga juga dolar.

Mendengar harga mobil itu, Alina tampak sedikit ragu.

Tetapi Hiro lalu membawanya ke toko 4S untuk melihat – lihat. Kemudian dia langsung memutuskan untuk membeli mobil ini.

Dia membelinya tanpa berdiskusi lagi dengan Axel. Kemudian mobil itu langsung

dibawa pulang

Saat Axel mengetahui tentang ini dia langsung membawa mobilnya menuju ke perusahaan.

Axel hampir saja muntah darah saat melihat rekening perusahaannya berkurang tiga juta dolar.

Uang ini ada modal awal mereka dan Nara telah mentransfer 30 juta dolar ke dalam rekening perusahaan mereka.

Setelah perusahaan dibuka, mereka telah menghabiskan sebagian uang itu untuk merekrut karyawan dan membeli segala macam kebutuhan perusahaan sehingga hanya tersisa 15 juta dolar.

Dan sekarang Alina telah menghabiskan lebih dari 3 juta dolar dalam sehari. Saat ini uang di dalam rekening perusahaan hanya ada 10 juta dolar lebih sedikit saja.

Dan yang paling penting adalah mobil Alina itu jauh lebih bagus daripada mobilnya.

Mobil Axel masih mobil yang sama yaitu BMW yang dia rebut dari Reva.

Sekarang Alina langsung membeli Porsche sebagai mobil pribadinya. Kesenjangan diantara mereka akan langsung terlihat jelas.

Keduanya lalu bertengkar mengenai masalah ini dan pada akhirnya mau tidak mau Axel hanya dapat mengalah.

Tetapi perusahaan malah berada di posisi yang sulit karena hal ini.

Mereka harus segera memutar dana yang tersisa secepat mungkin, jika tidak, sebentar lagi perusahaannya mungkin tidak akan dapat bertahan lagi.

Untung saja Axel sempat berbicara dengan Julian mengenai bisnis obat itu sebelumnya. Jadi Axel segera menelepon Julian dan memintanya untuk mengirimkan serangkaian Astragalus itu.

Pada saat yang sama, Axel juga memberi tahu Julian mengenai situasi keuangannya sehingga dia akan membayar setengah dulu tagihannya. Sisa setengahnya lagi akan membutuhkan sedikit waktu untuk melunasinya.

Tentu saja Julian menyetujuinya. Lalu keesokan harinya dia mengirimkan setumpuk Astragalus ke perusahaan Axel.

Yang mengantarkan barang itu bukan Julian tetapi anak buah Julian yaitu manajer Brian.

Manajer Brian ini tampak sombong. Begitu tiba disana dia langsung menggembar – gemborkan bahwa ada banyak orang yang menginginkan setumpuk Astragalus ini.

Dia mengatakan Axel sangat beruntung dapat membeli setumpuk Astragalus ini dengan harga seperti itu. Dari nada bicaranya seperti menunjukkan dia sangat kecewa.

Dan ini juga membuat Axel dan Alina tampak senang, karena dengan potongan harga yang begitu besar maka bisnis mereka yang pertama ini dapat menghasilkan banyak uang.

Perusahaan belum lama didirikan sehingga mereka juga belum mendapatkan tenaga kerja profesional yang sangat paham mengenai bahan obat.

Axel berpura – pura melihat tumpukan Astragalus ini secara langsung tetapi sebenarnya dia tidak mengerti apa – apa.

Dia hanya melihat bahwa tumpukan Astragalus ini tampak sangat bagus dan mengangguk dengan gembira.

Baru saja dia hendak menerima barang dan mentransfer uang pembayarannya tiba – tiba Reva muncul.

“Pa, Ma, apakah kalian sedang sibuk?”

Raut wajah Axel dan Alina langsung berubah saat melihatnya. “Siapa yang mengijinkanmu datang kesini?”

“Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku tidak mengijinkanmu untuk masuk ke dalam perusahaanku satu langkah pun!”

Reva berbicara dengan tulus: “Pa, aku dengar bahwa kau akan membeli banyak Astragalus hari ini, jadi aku datang untuk membantumu melihat – lihat.”

“Apakah setumpuk Astragalus ini yang kau beli?”

“Kenapa ada bau aneh?”

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.