Bab 2274
Bab 2274
Bab 2274 Hiduplah dengan …
10 mutiara Copyright by Nôv/elDrama.Org.
Dewi berlari dengan sekuat tenaga sambil menangis.
Bibi Lauren melihat kepergian Dewi dan merasa lega.
Kaki Bibi Lauren sebenarnya terluka dan tidak bisa berdiri. Dia tahu dia tidak bisa kabur, jadi dia memegang sebuah bom dan menunggu kedatangan orang–orang itu dengan tenang….
Rongrong yang membawa jalan. Dewi sedikit lagi akan keluar dari terowongan ini, jalan melewati koridor dan sampai ke ujung lain dari penjara bawah tanah ini.
Terlihat cahaya di ujung terowongan. Selama bisa keluar dari terowongan yang gelap ini, Dewi
akan aman
Tiba–tiba terdengar suara ledakan dari belakang.
Dewi terkejut. Dia menoleh dan melihat kejauhan bagian terowongan yang runtuh. Ada asap yang mengepul di sekelilingnya….
Dia hanya bisa tertegun. Dia tahu Bibi Lauren sudah meninggal.
Mendadak air matanya tidak berhenti mengalir, hatinya seperti hancur berkeping–keping.
Selama dia hidup, dia tidak pernah merasakan rasa putus asa seperti sekarang.
Selama ini, dia selalu mengandalkan kemampuan medisnya yang luar biasa, serta kekuatan gaibnya. Hidupnya selalu mulus dan tanpa hambatan. Meskipun kadang berhadapan dengan hal yang buruk,
pada akhirnya semuanya terselesaikan …..
Selama proses ini sama sekali tidak kehilangan apa pun.
Namun, sekarang Sonny dan Bibi Lauren yang selalu tulus menjaganya meninggal hanya karena ingin melindunginya. Saat ini, hatinya sangat sakit, juga ada rasa marah dan kebencian yang tidak berujung …..
Dia tidak mengerti, mengapa orang–orang ini bisa sembarangan membunuh orang yang tidak bersalah?
Tidak mengerti, padahal mereka sudah memiliki kekuatan besar, mengapa masih berambisi merebut harta milik orang lain?
Dia tidak paham mengapa dunia ini jadi seperti ini?
Lebih tidak paham lagi, dia hanyalah seorang dokter biasa. Bagaimana dia bisa terlibat dalam perselisihan ini dan bahkan kehilangan Bibi Lauren tercintanya….
Apa sebenarnya salahnya?
Tubuh Dewi yang lemah terhuyung–huyung dan hampir terjatuh. Saat ini dunianya penuh keputusasaan.
Dia bahkan tidak dapat mendengar langkah kaki yang mendekatinya.
“Bukankah sudah kukatakan kalau kamu tidak bisa melarikan diri, kenapa harus repot–repot berjuang?”
Terdengar suara mengejek dari belakang. Seorang perwira wanita dan rombongannya datang sambil menodongkan pistol ke arahnya ….
Dalam keadaan linglung, terdengar suara familier berbisik di telinga Dewi, yaitu perkataan Bibi Lauren padanya, “Dewi, hiduplah dengan baik!”